Senin, Februari 27, 2012

Salman Khan - sebuah cerita dan/tentang edukasi

Salman Khan (Sal Khan) bisa memasukkan nama Bill Gates sebagai salah
satu penggemarnya.





Serius, ini Bill Gates orang terkaya di dunia.

Khan bukan jawara Lembah Silikon, seperti Mark Zuckerberg yang
menemukan Facebook atau Andy Rubin yang membuat Google bangkit dengan
Android. Khan cuma seorang guru.

Khan menghabiskan waktunya di sebuah bekas toilet mini yang ia sulap
menjadi studio rekaman sekaligus perpustakaan. Ruangan berukuran 1,5 x
2 meter itu adalah think thank yang dia sebut: bgC3. Di ruang sesak
inilah Khan menghabiskan waktunya bersama dua komputer, headphone di
telinga, kaus tidur dan piyama, menunggu siang sambil membaca buku
atau membuat video.

Orang ini luar biasa, kata Gates dalam surelnya. Dia mengerjakan
banyak hal dengan sumber daya yang amat terbatas.

Mengapa Khan begitu dikagumi Bill Gates? Gates dan anak laki-lakinya
yang berumur 11 tahun, Rory, terpana oleh video-video pendidikan
bikinan Khan, dari video aljabar sampai biologi. Yang membuat kagum
Gates adalah sosok Khan yang
meninggalkan dunia gemerlap sebagai manajer investasi beralih menjadi
guru yang mendidik jutaan orang lewat video Internet.

Di kontrakannya yang sempit di Lembah Silikon itulah guru digital ini
membikin tutorial video. Hebatnya, semua itu dikerjakannya sendiri,
mulai dari menyusun materi, memvideokan, hingga menjadi guru
sekaligus. Khan sebenarnya adalah lulusan MBA (master business of
administration) Universitas Harvard. Dulu dia manajer keuangan. Tapi
hidupnya kini dia serahkan ke dunia pendidikan, yang dia sebut Khan
Academy (http://khanacademy.org/). Di Khan Academy itu, dia
adalah satu-satunya guru. Dia bisa mengajar apa saja, dari kalkulus,
trigonometri, kimia, fisika, biologi, sampai tentang perang Napoleon,
dan pelajaran ekonomi dari pabrik cupcake.

Sejauh ini, dari bekas toilet itu, dia telah menciptakan 1.630
tutorial dan ditonton oleh 70 ribu orang per hari. Angka itu nyaris
dua kali lipat jumlah mahasiswa Harvard plus Universitas Sanford.
Jumlah pengunjung tertinggi mencapai 200 ribu orang,kata Khan. Sebuah
kesungguhan dan ketulusan yang membuat banyak orang iri, termasuk Bill
Gates.

Keindahan dari pengajaran Khan adalah konsistensi dia, ujar Gates.

Seperti entrepreneur hebat lainnya, Khan terjun di dunia pendidikan
tanpa sengaja. Dia lahir dan besar di New Orleans. Khan putra imigran
berdarah Bangladesh dan India. Di bangku kuliah, Khan adalah bintang.
Dia punya tiga gelar dari universitas ternama di Amerika Serikat: MBA
dari Harvard, bachelor of science bidang matematika dari Massachusetts
Institute of Technology (MIT), serta bachelor dan master dari MIT
untuk bidang kelistrikan. Dia sempat menjadi presiden kelas di MIT.

Khan jatuh cinta kepada kegiatan mengajar setelah ia menjadi guru
sukarelawan untuk anak-anak Brookline. Ini adalah anak-anak yang
mengalami sindrom attention deficit disorder, yang kesulitan
memusatkan fokus perhatian. Dia juga tersentuh
ketika keponakannya, yang kelas VII, bertanya soal konversi berat
dalam kilogram. Khan pun mulai membuat tutorial dengan menggunakan
teknologi yang sederhana. Ia hanya menggunakan software Yahoo Doodle
dan Microsoft Paint berteknologi rendah untuk membuat sketsa, dengan
latar belakang hitam dan garis-garis berwarna cerah dan persamaan
ketika ia bekerja melalui penjelasannya. Video pertama yang ia buat
adalah pelajaran mengonversi gram untuk kilogram yang awalnya hanya
ditujukan bagi sepupunya itu. Sejak itulah kecanduan mengajar di
sekolah online dimulai.

Khan mulai membuat tutorial dengan menulis program JavaScript sendiri.
Dia bekerja di sela-sela waktu istirahatnya sebagai manajer investasi,
di antara waktu main bola. Lalu dia rekam dalam bentuk video dan
diunggah ke YouTube.

Khan akhirnya benar-benar hidup untuk akademinya setelah mendapat
pesangon US$ 1 juta (Rp 9 miliar). Uang itu dia sebut Khan Capital,
yang digunakan untuk membiayai hidupnya dengan investasi. Khan
berkukuh tak mau mengkomersialkan
situsnya. Saya sudah punya dua mobil Honda, istri yang cantik dan anak
yang hebat, serta rumah, katanya.

Tak ada sekat suku bangsa, ruang, apalagi teritorial. Baik yang ada di
ujung Samudra Atlantik hingga pedalaman Hutan Amazon, semua diajari
Salman Khan lewat sekolah dunia maya miliknya secara cuma-cuma.

Bagi sebagian orang, matematika memang sudah seperti momok yang sulit
dimengerti, apalagi dikuasai. Perasaan yang sama dialami pula oleh
seorang bocah Korea berusia 11 tahun.

Tapi, siapa sangka pelajaran yang selalu membuatnya stres tersebut
berbalik menjadi pelajaran favoritnya setelah ia membuka situs buatan
SalmAn Khan, www.khanacademy.org.

Tidak hanya anak dari Korea, sepasang orang tua di California, AS,
tampak tak kuasa meluapkan rasa senang atas kemajuan yang dilakukan
anak mereka dalam pelajaran aljabar.

Saya tidak tahu siapa Anda. Tapi dalam pikiran saya, Anda adalah penyelamat.
Anak-anak saya benar-benar bersemangat dengan matematikanya. Terima
kasih ucapnya di situs yang dikelola seorang pria yang baru menginjak
usia 33 tahun.

Khan tak pernah miskin dengan kebaikan. Sebab, pengusaha-pengusaha
Lembah Silikon pun membanjiri dia dengan donasi. Indonesia butuh
orang-orang baik budi dan tidak sombong seperti dia.

Tidak ada komentar: